Tapal Batas

Silsilah Ujungharapan, Ujungharapan Kel. Bahagia kec. babelan kab. bekasi
Pembangunan Tapal Batas yang diharapkan menjadi icon perbatasan wilayah Kota Santri segera terwujud dengan design yang belum sempurna ini mudah-mudahan akan segera rampung dalam waktu cepat. Gambar 1 dirancang dengan menggunakan kerangka besi, adapun gambar 2 direncanakan menggunakan bahan baku beton. Kedua gambar ini dibuat dengan maksud menyesuaikan ketersediaan lokasi yang direncanakan, karena dari kedua gambar ini memiliki ukuran yang berbeda, kerangka besi hanya membutuhkan area untuk pondasi 1,2 m x 1,2 m adapun kerangka beton memiliki dimensi 2m x 2m dari tiap tiang bangunan tersebut, mengingat wilayah Ujungharapan khususnya Jalan Utama merupakan wilayah padat penduduk yang kondisi badan jalannya hanya berkisar 5-6 m dengan bahu jalan yang hampir rata-rata memiliki lebar 1m ini perlu dipertimbangkan agar tidak menganggu aktifitas kendaraan karena adanya penyempitan akibat pembangunan tapal batas ini.

Silsilah Ujungharapan, Ujungharapan Kel. Bahagia kec. babelan kab. bekasi
Rencana pembangunan tapal batas ini berada pada 4 titik diantaranya:

(1) Perbatasan Kaliabang Rawa Silem (Candrabaga)
(2) Perbatasan Teluk Pucung (Sasak Asem)
(3) Perbatasan Kebalen (Sasak H. Unong)
(4) Perbatasan Babelan Kota (Griya Asri Bahagia)
Kepada semua pihak khususnya warga Ujungharapan semoga pembangunan ini segera terwujud dan tentunya dengan dukungan berbagai pihak rencana ini akan lebih cepat terlaksana.
Share:

Pedestrian

Jalur pedestrian atau trotoar merupakan kawasan jalan khusus bagi pejalan kaki. Infrastruktur yang satu ini  menjadi salah satu fasilitas yang sangat penting bagi masyarakat yang dibuat sebagai bentuk pemenuhan hak bagi para pejalan kaki yang melintas di area yang sering dilewati berbagai kendaraan bermotor. Pedestrian dibuat agar masyarakat terhindar dari kecelakaan dan tentunya dapat menikmati berjalan santai tanpa harus khawatir dengan kendaraan-kendaraan yang melintas Pembangunan trotoar ini dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki yang dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah pejalan kaki yang berjalan di jalan.
 
Pada saat ini pedestrian sering kali digunakan sebagai tempat berjualan, tempat tambal ban maupun parkir liar sehingga para pejalan kaki merasakan ketidak nyamanan di pedestrian ketika berjalan. Hal tersebut meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan baik terserempet kendaraan yang melewati pedestrian maupun para pejalan kaki yang pada akhirnya harus berpindah menggunakan bahu jalan untuk berjalan kaki.
 
Oleh karena itu pembangunan pedestrian sangat penting dibangun untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pejalan kaki maupun pengendara.
Share:

Pelebaran Jalan Utama Kelurahan Bahagia

 
Pertambahan jumlah penduduk yang begitu pesat di wilayah Ujungharapan Kelurahan Bahagia perlu diimbangi dengan persiapan dan kesiapan yang matang, terlebih infrastruktur jalan utama. Dari kondisi yang ada saat ini jalan utama di Kelurahan Bahagia hanya memiliki luas 5-6 m. Berdasarkan fakta dilapangan sampai dengan tahun 2015 jalan-jalan tersebut senantiasa dipadati kendaraan-kendaraan warga Ujungharapan itu sendiri yang berlalu lalang melakukan aktifitas kesehariannya. Untuk itu perlu segera dilakukan pelebaran badan jalan utama yang memadai agar dapat mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Ujungharapan Kelurahan Bahagia, dengan ruas jalan sebagai berikut:

Nama Jalan
Dimensi Awal
Lebar
Menjadi
Panjang
Lebar
(a)
(b)
(c)
(d)
1.       Jalan Pondok Pesantren Attaqwa Putra
P = 1,4 km
L = 6 m
L = 8 m
2.       Jalan KH. Mahmud
P = 0,45 km
L = 5 m
L = 8 m
3.       Jalan KH. A. Tajuddin
P = 1,0 km
L = 5 m
L = 8 m
4.       Jalan Ujungharapan
P = 1,5 km
L = 6 m
L = 8 m
5.       Jalan Pondok Pesantren Attaqwa Putri
P = 2,2 km
L = 5,5 m
L = 8 m

Level perkerasan jalan yang disarankan:
a. Cor Beton
b. Finishing Hotmix
Share:

Ikatan Remaja Attaqwa (IKRA)

Ujungharapan kel. bahagia kec. babelan kab. bekasi
IKRA adalah organisasi pemuda yang berada di bawah Naungan Yayasan Attaqwa, sebelumnya organisasi ini belum bernama IKRA akan tetapi hanya pengajian-pengajian kecil yang berada di mushollah-mushollah di sekitar Ujungharapan, Asal mula di dirikan organisasi ini berawal dari kegiatan musabaqoh-musabaqoh yang di lakukan oleh KH. Abid Marzuki di mushollah Al-Barkah, seiring berjalannya waktu musabaqoh ini di adakan setiap tahun sekali yang lokasinya berpindah-pindah dari mushollah ke mushollah dan dari masjid ke masjid lainnya, Tujuan kegiatan semacam ini agar para remaja dapat bersatu padu berlomba menggapai prestasi, memper erat tali silaturrahim juga diharapkan menjadi generasi yang berimtaq.

Dengan rutinnya kegiatan dilakukan akhirnya KH. Noer Alie memutuskan untuk membentuk sebuah organisasi yang masih dalam Naungan Yayasan Attaqwa dengan nama "Ikatan Remaja Attaqwa (IKRA)" yang di dirikan sekitar tahun 60/70 an, tujuan dibentuknya organisasi IKRA adalah agar para remajanya lebih bertaqwa, dan bagi mereka yang putus sekolahpun dapat menimba ilmu agama pada pengajian dan kegiatan IKRA lainnya.

Pengurus IKRA dari masa ke masa:
KH. Abid Marzuki
KH. Maturidi Hamal, BA
KH. Mawardi Mahmud, M.Pd.I
Ust. H. Nasruddin Natsir, S.Pd.I
Ust. H. Aang Kunaifi Sofrie, S.Pd.I
Ust. Mirwan Nijan, M.Pd.
Share:

KH. Noer Alie

KH. Noer Alie
Pada abad ke-20 daerah Ujungmalang adalah perkampungan kecil dengan luas 50 hektar, secara administratif masuk wilayah Onder-District Babelan, Districk Bekasi, Regentschap (Kabupaten) Meester Cornelis Residensi Batavia.
Pada tahun 1914 lahirlah bayi laki-laki yang diberi nama "Noer Alie" yang berarti "cahaya yang tinggi". Noer Alie lahir dari rahim Maimunah binti Tarbin atas bantuan Maklimah (paraji) yang tinggal di Kampung Asem. Ayahnya bernama Anwar bin Layu yang bekerja sebagai petani, kakek Noer Alie bernama Layu yang berasal dari Pondok Ungu, sedangkan neneknya bernama Nurhani yang berasal dari Kampung Sumur Kelender.
Noer Alie merupakan anak ke-empat dari 10 bersaudara diantaranya: H. Tayyeb, Hj. Arfah, Hj. Ma'ani, KH. Noer Alie, Hj. Marhamah, H. Marzuki, Aburrasyid, H. Muhyiddin, Mujtaba dan Hasanah. 

Karir:
1937-1940
:
Ketua Persatuan Muslimin Jakarta di Makkatul Mukarromah
1940-1945
:
Guru Kepala Agama Pesantren Ujung Malang
1945-1946
:
Anggota KNI Kabupaten Jatinegara
1945-1946
:
Ketua KNI Ujung Malang
1946-...
:
Ketua Umum MPHS (Markas Pusat Hizbullah Sabilillah) Daerah Jakarta Raya
1946-...
:
Ketua Umum Partai Masyumi Cabang Bekasi
1947-1950
:
Koordinator Bupati Jatinegara
1949-...
:
Ketua Umum Lembaga Pendidikan Islam (LPI) di Jakarta
1950-1956
:
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi
1954-...
:
Ketua Badan Permusyawaratan 'Alim Ulama di Jakarta
1954-...
:
Wakil Ketua I Partai Masyumi Jawa Barat
1954
:
Anggota Majelis Syuro Partai Masyumi pusat
1956-Maret 1957
:
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Kabupaten Bekasi
13 Mei 1957-5 Juli 1959
:
Anggota Konstituante Republik Indonesia (menggantikan Sjafruddin Prawiranegara)
Ujungharapan Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. BekasiUjungharapan Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. BekasiUjungharapan Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. BekasiUjungharapan Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. BekasiUjungharapan Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. Bekasi

Share:

Pasang Iklan

Layanan Iklan

Popular Posts

Recent Posts