Kyai Haji Noer Alie
sejak kecil memiliki semangat belajar yang tinggi. Pendidikan agama
yang didapatnya dan para guru dan pesantren di sekitar Bekasi dan
Klender, Jakarta Timur, telah kuat tertanam. Pada tahun 1934, ia
menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama di Mekah dan bermukim
di sana selama 6 tahun. Selama di negeri orang, ia aktif berorganisasi.
Di sini, ia kemudian bertemu seorang pelajar asing yang heran kenapa
Belanda dapat menjajah Indonesia yang jauh lebih besar. Pertanyaan ini
mengusik semangat nasionalisme Noer Ali yang lalu membentuk perhimpunan
pelajar Betawi di Mekah.
Setibanya di Tanah Air, Noer Alie mendirikan madrasah. Saat Rapat Ikada digelar pada pada 19 September 1945, Noer Alie juga hadir di sana. Pada November 1945, Noer Alie membentuk Laskar Rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Beliau kemudian menjadi Komandan Batalyon Ill Hisbullah Bekasi. Keberanian K.H. Noer Ali yang dijuluki Si Belut Putih dan Singa Karawang-Bekasi terlihat dalam PertempĆ¹ran Sasak Kapuk. Beliau juga melancarkan perang psikologis dengan memasang ratusan bendera Merah Putih dari kertas di sepanjang Bekasi-Karawang. Belanda bertambah murka karena sebelumnya sudah sering mendapat serangan dari pasukan TNI yang dipimpin Mayor Lukas Kastaryo.
Dalam suatu upaya pengejaran pasukan TNI, Belanda menyerang Kampung Rawa Gede. Tidak menemukan yang dicari, Belanda membantai penduduk. Aksi Belanda ini mendapat kecaman internasional yang menilainya sebagai kejahatan perang. Pada. tahun 2011, para ahli Waris korban tragedi Rawagede mendapat kompensasi dan pemerintah Belanda.
K.H. Noer Alie juga seorang politisi yang hebat. Ia pernah terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah Cabang Babelan. Pada 19 April 1950, ia menjabat Ketua Masyumi Cabang Jatinegara, nama Kota Bekasi saat itu. Ia pun tercatat sebagai salah seoraƱg yang membidani lahirnya Kabupaten Bekasi. Dalam bidang sosial dan pendidikan, K.H. Noer Alie membentuk sebuah organisasi bernama Pembangunan Pemeliharaan dan Pertolongan Islam yang kemudian berganti nama menjadi Yayasan Attaqwa.
- Tempat/Tgl. Lahir : Bekasi, 15 Juli 1914
- Tempat/Tgl. Wafat : Bekasi, 29 Januari 1992
- SK Presiden : Keppres No. 085/TK/2006, Tgl. 3 November 2006
- Gelar : Pahlawan Nasional
"Patriotisme dan keberanian Kyai Noer Alie dalam membela bangsa dan Negara bersama rakyat telah menginspirasi Chairil Anwar untuk menulis puisi berjudul Karawang Bekasi
Pencapaian
Sepanjang hidupnya, Almaghfurlah K.H. Noer Alie telah mendapatkan berbagai penghargaan, baik dari pribadi maupun pemerintah, atas jasa-jasanya di bidang perjuangan, politik, maupun pendidikan. Di antara berbagai penghargaan tersebut, terdapat Bintang Nararya yang diberikan oleh Presiden Soeharto pada 1993, dan Bintang Mahaputra Adipradana dan Pahlawan Nasional yang diberikan oleh Soesilo Bambang Yudhoyono pada 2006.
Sepanjang hidupnya, Almaghfurlah K.H. Noer Alie telah mendapatkan berbagai penghargaan, baik dari pribadi maupun pemerintah, atas jasa-jasanya di bidang perjuangan, politik, maupun pendidikan. Di antara berbagai penghargaan tersebut, terdapat Bintang Nararya yang diberikan oleh Presiden Soeharto pada 1993, dan Bintang Mahaputra Adipradana dan Pahlawan Nasional yang diberikan oleh Soesilo Bambang Yudhoyono pada 2006.
0 komentar:
Post a Comment